Minggu, 23 Juni 2013

Kisah Nabi Musa

Cerita Nabi Musa as dan Raja Fir'aun, Mummi Firaun zaman nabi Musa 

Kisah Teladan Nabiyulloh Musa as. Sangat menakjubkan dengan tantangan dan mu'jizat Nabi Musa, nabi orang Yahudi. 

Kisah Nabi Musa As
Lebih dari itu, selain ketenarannya, juga jumlah pengikut yang memujanya secara pasti terus meningkat sepanjang jaman. Diperkirakan Musa tenar pada abad ke-13 SM, bersamaan sekitar masa Ramses II, dan dianggap pimpinan perpindahan besar-besaran bangsa Israel dari Mesir, wafat tahun 1237 SM. Di masa Musa hidup --seperti dijelaskan dalam buku Exodus-- ada kelompok orang Yahudi yang menentangnya. Tetapi, tak kurang dari lima abad lamanya Musa diagung-agungkan oleh orang-orang Yahudi. Mendekati tahun 400 SM kemasyhuran dan nama baiknya menyebar luas ke seluruh Eropa berbarengan dengan Agama Nasrani.

Beberapa abad kemudian Muhammad mengakui Musa sebagai seorang nabi yang sesungguhnya, dan dengan berkembangnya Islam, Musa menjadi pula tokoh yang dikagumi di seluruh dunia Islam (termasuk Mesir). Kini, sesudah tiga puluh dua abad terhitung dari masa hidupnya, Musa dihormati oleh orang Yahudi, Nasrani dan Islam sekaligus, dan bahkan juga oleh kaum yang tak mempercayai Tuhan. Berkat kemajuan komunikasi, dia mungkin lebih terkenal sekarang ketimbang di masa lampau.

Di samping ketenarannya, informasi yang bisa dipercayai menyangkut kehidupan Musa tidaklah banyak. Bahkan ada spekulasi (meski tidak diterima oleh sebagian besar ahli ilmu pengetahuan) bahwa Musa itu sesungguhnya orang Mesir, karena namanya berbau Mesir dan bukan Yahudi. (Nama Musa berarti "anak" atau "anak lelaki," dan banyak digunakan sebagai bagian dari banyak firaun. Kitab Perjanjian Lama berisi cerita-cerita tentang Musa yang hampir tak banyak maknanya karena sudah banyak dijejali dengan serba keajaiban. Kisah-kisah tentang Musa dapat menimbulkan malapetaka,tentang Musa bisa mengubah para pembantunya menjadi ular, merupakan contoh-contoh kejadian yang di luar kelaziman alamiah.

Hal-hal macam ini membebani orang dengan kemustahilan sehingga melempangkan jalan agar orang percaya bagaimana Musa yang sudah berumur delapan puluh tahun saat itu berkesanggupan melakukan exodus, memimpin bangsa Yahudi melintasi padang pasir dalam jangka waktu tak kurang dari empat puluh tahun. Sebetulnya kita ingin tahu persis apa sebetulnya yang sudah berhasil diperbuat Musa sebelum kisah-kisahnya terkubur dalam semak-semak dunia dongeng.

Banyak pihak yang berkeinginan melakukan penafsiran yang wajar dari khazanah kisah Injil, misalnya tentang sepuluh wasiat larangan, tentang penyeberangan Laut Merah. Tetapi, paling disenangi dari cerita-cerita Perjanjian Lama menyangkut perikehidupan Musa adalah dongeng-dongengnya yang bisa disejajarkan dengan kisah-kisah mitologi. Cerita Musa tentang tanaman merambat ke atas tak kunjung berakhir amatlah mirip dengan cerita Babylonia, Sargon dan Akkad, raja besar yang memerintah sekitar tahun 2360-2305 SM.
Pada umumnya, ada tiga hasil besar yang dihubungkan dengan perbuatan Musa. Pertama, dia dianggap tokoh politik yang memimpin orang Yahudi melakukan perpindahan besar-besaran dari Mesir. Dalam hal ini, jelas memang dia layak menerima penghargaan itu. Kedua, dia berhasil sebagai penulis jilid pertama dari Panca Jilid Injil (Genesis, Exodus, Leviticus, Numbers dan Deuteronomy), yang sering dikaitkan dengan "Lima buku Musa" dan menyusun Torat Yahudi. Buku ini termasuk Kode Musa, serangkaian hukum yang menjadi dasar tingkah laku kaum Yahudi dalam Injil, termasuk dalam "Sepuluh Perintah Keramat" (Ten Commandments). Dari sudut besarnya pengaruh khususnya Torat dan umumnya Ten Commandments, para penulis tak syak lagi dapat digolongkan orang besar yang punya pengaruh langgeng. Tetapi, umumnya sarjana-sarjana Injil bersepakat bahwa Musa bukanlah satu-satunya penulis buku itu. Buku itu tampaknya ditulis oleh beberapa penulis dan sebagian besar isinya tidak ditulis sebelum wafatnya Musa. Ada kemungkinan Musa memainkan beberapa peranan dalam hal penghimpunan adat kebiasaan Yahudi atau bahkan menggariskan hukum-hukum Yahudi, tetapi tak ada bukti pasti sejauh dan sebesar apa peranan yang dilakukannya.

Kemudian, banyak orang menganggap Musa sebagai pendiri monoteisme Yahudi. Rasanya tidak ada alasan kuat yang bisa menunjang anggapan itu. Satu-satunya sumber informasi kita mengenai ihwal Musa adalah Perjanjian Lama, dan Perjanjian Lama jelas-jelas dan tak meragukan berkaitan dengan Ibrahim selaku pendiri monoteisme. Meskipun begitu, memang benar juga monoteisme Yahudi tak bisa tidak sirna tanpa Musa dan tak perlu dipermasalahkan lagi Musa memang pegang peranan yang menentukan dalam hal memelihara dan menyebarkan. Dalam hal ini, tentu saja, terletak arti penting peranannya yang terbesar sesudah Agama Nasrani dan Islam, dua agama terbesar di dunia yang keduanya bersumber pada monotheisme. Gagasan adanya Tuhan Yang Esa, yang dengan sepenuh hati dipercayai Musa, yang akhirnya menyebar ke sebagian besar dunia

Penemuan Jasad Firaun
Prediksi dalam Al Quran bahwa jasad Firaun yang mengejar Nabi Musa akan ditemukan untuk di jadikan pengingat bagi kita semua akhirnya terbukti melalui penemuan oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817 di makam mumi firaun mesir yang tertimbun tanah.

jasad Firaun Ramses II
Maurice Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir’aun di Mesir. Pada mumi Ramses II dia menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yang sangat tinggi pada tubuhnya. Dia baru kemudian menemukan jawabannya di Al-Quran, ternyata Ramses II ini adalah Firaun yang dulu ditenggelamkan oleh Allah swt ketika sedang mengejar Nabi Musa as.

Perhatikan bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah kejadian tersebut, dan tidak ada informasi bahwa mayat Ramses II (firaun N.Musa) sebenarnya terselamatkan (karena di Injil & Taurat pun tidak disebutkan). Namun Al-Quran bisa menyebutkannya bahwa suatu ketika mayat firaun akan menjadi pelajaran untuk kita semua karena memang itu adalah firman Allah swt, bukan buat buatan Nabi Muhammad SAW.

Saat ini jasad Firaun berada di musium Tahrir, di tengah kota Cairo.

Penemuan Kereta Firaun di laut merah
Seorang Arkeolog bernama Ron Wyatt pada ahir tahun 1988 silam mengklaim bahwa dirinya telah menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur kuno didasar laut merah.

Apalagi dari hasil pengujian yang dilakukan di Stockhlom University terhadap beberapa sisa tulang belulang yang berhasil ditemukan,memang benar adanya bahwa struktur dan kandungan beberapa tulang telah berusia sekitar 3500 tahun silam,dimana menurut sejarah, kejadian pengejaran itu juga terjadi dalam kurun waktu yang sama.

Seperti apa sih Firaun ramses II?
Selama hidup dia tidak pernah sakit, memiliki 7000 jendral (itu baru jendral nya loh), super kaya dan berpengaruh. Saat jayanya itu Nabi Musa datang untuk mengajak Firaun mengakui Tiada Tuhan selain Allah.. tapi dasar ngeyelan, dia ga mau. Menurut hadits, saat mau menyebrang laut merah, Nabi Musa membelah laut merah menjadi beberapa bagian ( jadi bukan satu), dan berdasarkan perhitungan logika oleh Ron Wyatt, membutuhkan waktu 4 jam untuk melalui nya.

Detik detik terakhir sebelum Firaun meninggal, dia sebenarnya mau mengakui bahwa Allah lah Tuhannya (loh yo opo baru sadar), tapi berhubung mulutnya kemasukan pasir banyak, sehingga ia meninggal dalam kelompok golongan merugi.

Pesan
pesannya Pasti banyak, tapi untuk diri kita sendiri, tidak peduli kita seorang berpengaruh, kaya, punya jabatan atau tidak sama sekali, kalau kita masuk dalam golongan merugi, siksa alam kubur menanti juga untuk kita. Marilah mengkondisikan diri hari ini dalam kelompok orang orang yang beruntung.

Keterangan Peta
Lokasi penyeberangan diperkirakan berada di Teluk Aqaba di Nuweiba. Kedalaman maksimum perairan di sekitar lokasi penyeberangan adalah 800 meter di sisi ke arah Mesir dan 900 meter di sisi ke arah Arab. Sementara itu di sisi utara dan selatan lintasan penyeberangan (garis merah) kedalamannya mencapai 1500 meter.

Kemiringan laut dari Nuweiba ke arah Teluk Aqaba sekitar 1/14 atau 4 derajat, sementara itu dari Teluk Nuweiba ke arah daratan Arab sekitar 1/10 atau 6 derajat.Diperkirakan jarak antara Nuweiba ke Arab sekitar 1800 meter.Lebar lintasan Laut Merah yang terbelah diperkirakan 900 meter.

menurut tulisan lain diperkirakan jaraknya mencapai 7 km, dengan jumlah pengikut Nabi Musa sekitar 600.000 orang dan waktu yang ditempuh untuk menyeberang sekitar 4 jam.

Menurut sebuah perhitungan, diperkirakan diperlukan tekanan ( gaya per satuan luas) sebesar 2.800.000 Newton/m2 atau setara dengan tekanan yang kita terima jika menyelam di laut hingga kedalaman 280 meter.Jika kita kaitkan dengan kecepatan angin,menurut beberapa perhitungan,setidaknya diperlukan hembusan angin dengan kecepatan konstan 30 meter/detik (108 km/jam) sepanjang malam untuk dapat membelah dan mempertahankan belahan air laut tersebut dalam jangka waktu 4 jam!!!sungguh luar biasa,Allah Maha Besar.

Kisah Nabi Musa a.s, Fir`aun dan Penyihir


Kisah+Nabi+Musa+a.s,+Fir%60aun+dan+Penyihir
Ketika Musa berhadapan dengan Fir`aun ia menjelaskan tentang Allah, rahmat-Nya, serta kewajiban untuk taat kepada-Nya. Musa mengatakan bahwa Mesir bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan surga yang akan diperoleh di akhirat kelak jika mengabdi kepada Allah swt.

Namun, Fir`aun merasa jemuh dengan perkataan Musa yang telah menjadi anak angkatnya tersebut, pada Musa Fir`aun berkata, “Sebenarnya apa yang kau inginkan? Katakana apa yang kau inginkan dan tidak usah berbelit-belit!”

Nabi Musa a.s tahu bahwa Fir`aun tidak akan mau menuhankan Allah swt. Oleh karena itu, keinginan utamanya hanyalah menyelamatkan Bani Israil dari kezaliman Fir`aun. Nabi Musa berkata kepada Fir`aun, “Serahkan Bani Israil kapadaku!”

Fir`aun tersenyum mengejek mendengar permintaan Musa a.s yang sangat mustahil. Meminta Bani Israil artinya menundukkan Fir`aun yang memiliki ribuan bala tentara. Sedangkan Musa hanya memiliki Harun yang selalu mendukungnya. Jika Fir`aun mau mereka berdua akan ia bunuh dengan mudah.

“Atas dasar apa aku harus menyerahkan mereka kepadamu, sementara mereka adalah hambaku?” Tanya Fir`aun.

“Mereka bukanlah hambamu! Mereka adalah hamba Allah, Tuhan semesta alam” tegas Musa a.s

“Bukankah engkau bernama Musa?” Tanya Fir`aun dengan maksud mengingatkan Musa akan kedudukannya.

“Benar!” tandas Musa

Fir`aun kembali berkata, “Bukankah engkau adalah Musa yang pernah kami temukan di sungai Nil saat masih bayi dan tidak memiliki kekuatan? Bukankah engkau adalah Musa yang kami rawat di istana ini, makan makanan kami, minum air kami, dan kami cukupi dengan kebaikan-kebaikan. Bukankah engkau adalah Musa yang kemudian menjadi seorang pembunuh, lalu melarikan diri dari negeri ini? Jika aku tidak salah ingat, bukankah engkau Musa yang pernah membunuh seorang penduduk Mesir? Bukankah orang-orang mengatakan membunuh adalah tindakan kufur? Jika demikian, kamu adalah orang kafir yang telah membunuh salah satu penduduk Mesir. Jika demikian, kamu adalah Musa yang menghindar dari Hukum Mesir, menghindar dari keadilan, kemudian datang kepadaku lalu menceramahi aku. Apa yang kau katakana tadi Musa? Sungguh aku tidak ingat lagi.”

Kalimat penuh ejekan Fir`aun memojokkan Musa a.s. namun, Musa membela diri dengan mengatakan bahwa pembunuhan itu ia lakukan tanpa sengaja karena hendak membela orang lemah yang disiksa prajurit Fir`aun. Dan ia melarikan diri untuk menghindari orang-orang yang hendak balas dendam kepadanya, bukan karena takut akan hukum yang berlaku.

Sedangkan mengenai kebaikan Fir`aun saat Musa kecil, Musa a.s berkata, “Apakah engkau mengira bahwa dengan nikmat yang telah engkau berikan tersebut telah berbuat baik kepadaku, sementara aku hanyalah satu di antara sekian banyak Bani Israil? Apakah engkau mengira bahwa semua itu sudah sebanding jika dibandingkan dengan tindakanmu yang telah menindas seluru Bani Israil dan memperbudak mereka demi kepentingan pribadimu? Jika keduanya memang sebanding, berarti kita sudah impas, tidak ada yang berutang dan tidak ada yang berpiutang. Jika keduanya tidak sebanding, manakah yang lebih besar? Kebaikanmu atau kezalimanmu? Sesungguhnya aku berdakwah kepada Allah, bukan sebagai utusan Bani Israil juga bukan utusan diri sendiri, melainkan utusan Allah swt. Aku adalah utusan Tuhan semesta alam!”
- See more at: http://www.islamnyamuslim.com/2013/05/kisah-nabi-musa-as-firaun-dan-penyihir.html#sthash.mAyZq5uy.dpuf

Kisah Nabi Musa a.s, Fir`aun dan Penyihir


Kisah+Nabi+Musa+a.s,+Fir%60aun+dan+Penyihir
Ketika Musa berhadapan dengan Fir`aun ia menjelaskan tentang Allah, rahmat-Nya, serta kewajiban untuk taat kepada-Nya. Musa mengatakan bahwa Mesir bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan surga yang akan diperoleh di akhirat kelak jika mengabdi kepada Allah swt.

Namun, Fir`aun merasa jemuh dengan perkataan Musa yang telah menjadi anak angkatnya tersebut, pada Musa Fir`aun berkata, “Sebenarnya apa yang kau inginkan? Katakana apa yang kau inginkan dan tidak usah berbelit-belit!”

Nabi Musa a.s tahu bahwa Fir`aun tidak akan mau menuhankan Allah swt. Oleh karena itu, keinginan utamanya hanyalah menyelamatkan Bani Israil dari kezaliman Fir`aun. Nabi Musa berkata kepada Fir`aun, “Serahkan Bani Israil kapadaku!”

Fir`aun tersenyum mengejek mendengar permintaan Musa a.s yang sangat mustahil. Meminta Bani Israil artinya menundukkan Fir`aun yang memiliki ribuan bala tentara. Sedangkan Musa hanya memiliki Harun yang selalu mendukungnya. Jika Fir`aun mau mereka berdua akan ia bunuh dengan mudah.

“Atas dasar apa aku harus menyerahkan mereka kepadamu, sementara mereka adalah hambaku?” Tanya Fir`aun.

“Mereka bukanlah hambamu! Mereka adalah hamba Allah, Tuhan semesta alam” tegas Musa a.s

“Bukankah engkau bernama Musa?” Tanya Fir`aun dengan maksud mengingatkan Musa akan kedudukannya.

“Benar!” tandas Musa

Fir`aun kembali berkata, “Bukankah engkau adalah Musa yang pernah kami temukan di sungai Nil saat masih bayi dan tidak memiliki kekuatan? Bukankah engkau adalah Musa yang kami rawat di istana ini, makan makanan kami, minum air kami, dan kami cukupi dengan kebaikan-kebaikan. Bukankah engkau adalah Musa yang kemudian menjadi seorang pembunuh, lalu melarikan diri dari negeri ini? Jika aku tidak salah ingat, bukankah engkau Musa yang pernah membunuh seorang penduduk Mesir? Bukankah orang-orang mengatakan membunuh adalah tindakan kufur? Jika demikian, kamu adalah orang kafir yang telah membunuh salah satu penduduk Mesir. Jika demikian, kamu adalah Musa yang menghindar dari Hukum Mesir, menghindar dari keadilan, kemudian datang kepadaku lalu menceramahi aku. Apa yang kau katakana tadi Musa? Sungguh aku tidak ingat lagi.”

Kalimat penuh ejekan Fir`aun memojokkan Musa a.s. namun, Musa membela diri dengan mengatakan bahwa pembunuhan itu ia lakukan tanpa sengaja karena hendak membela orang lemah yang disiksa prajurit Fir`aun. Dan ia melarikan diri untuk menghindari orang-orang yang hendak balas dendam kepadanya, bukan karena takut akan hukum yang berlaku.

Sedangkan mengenai kebaikan Fir`aun saat Musa kecil, Musa a.s berkata, “Apakah engkau mengira bahwa dengan nikmat yang telah engkau berikan tersebut telah berbuat baik kepadaku, sementara aku hanyalah satu di antara sekian banyak Bani Israil? Apakah engkau mengira bahwa semua itu sudah sebanding jika dibandingkan dengan tindakanmu yang telah menindas seluru Bani Israil dan memperbudak mereka demi kepentingan pribadimu? Jika keduanya memang sebanding, berarti kita sudah impas, tidak ada yang berutang dan tidak ada yang berpiutang. Jika keduanya tidak sebanding, manakah yang lebih besar? Kebaikanmu atau kezalimanmu? Sesungguhnya aku berdakwah kepada Allah, bukan sebagai utusan Bani Israil juga bukan utusan diri sendiri, melainkan utusan Allah swt. Aku adalah utusan Tuhan semesta alam!”
- See more at: http://www.islamnyamuslim.com/2013/05/kisah-nabi-musa-as-firaun-dan-penyihir.html#sthash.mAyZq5uy.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar